Indonesia Sasaran Relokasi Industri China

VIVAnews - Pesatnya pertumbuhan ekonomi China merupakan peluang yang harus ditangkap pengusaha Indonesia. Banjirnya berbagai produk China di Indonesia harus dibarter dengan relokasi industri produk China.

Menurut Sekretaris Jenderal Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi), Mochamad Ridwan Mustofa, tingginya upah buruh dan harga tanah di China menjadi faktor yang mendorong relokasi industri China.

"Indonesia merupakan negara yang dapat menjadi prioritas relokasi industri dari China," kata Ridwan Mustofa di Jakarta.

Ridwan menjelaskan, China juga ingin mencari pabrik yang dekat dengan pasar. Dan Indonesia merupakan negara yang dinilai menjadi prioritas relokasi industri dari China itu.

Pertumbuhan ekonomi China yang sangat pesat bukan hanya harus dimanfaatkan Indonesia untuk menggandeng pengusaha Negeri Tirai Bambu untuk berinvestasi di Indonesia. Dengan melihat kondisi perekonomian Jepang dan Amerika yang sedang terganggu, maka China yang dianggap paling bisa diandalkan untuk berivestasi di Indonesia.

"Sebaiknya Indonesia menggandeng China untuk berinvestasi di high capital seperti infrastruktur dan manufaktur," kata Ridwan.

Berapa total investasi yang diharapkan dari China? Mengenai hal ini --dalam membangun infrastruktur-- Indonesia membutuhkan Rp500-1.000 triliun.

Dari kisaran investasi tersebut, China diharapkan dapat menyumbang 20 hingga 30 persen untuk pembangunan infrastruktur.

China merupakan negara dengan pertumbuhan ekonomi tercepat serta populasi terbesar di dunia. China mencetak rekor sebagai negara dengan cadangan devisa paling besar di dunia. Total cadangan devisa China sebesar US$2,65 triliun pada akhir September 2010.

Menurut People's Bank of China, kepemilikan mata uang asing naik US$194 miliar. Perdagangan China mencetak surplus dan aliran dana investasi juga menaikkan cadangan devisa sebesar 16,5 persen pada akhir September 2010. 



Sumber: http://bisnis.vivanews.com/news/read/211087-indonesia-harus-ambil-peluang-dari-cina

Waspadai Komposisi Impor Produk Industri Indonesia dari China

Jakarta: Kementerian Perindustrian menekankan perlunya mewaspadai komposisi impor produk industri Indonesia dari China. Hal tersebut terungkap dari hasil survey tim Koordinasi Penanggulangan Hambatan Industri dan Perdagangan pada bulan Oktober hingga Desember 2010.

Menurut Agus Tjahjana, Direktur Jenderal Kerjasama Industri Internasional Kemenperin, komposisi impor produk industri Indonesia dari China terhadap total impor mencapai 91,7 persen. Sedangkan komposisi ekspor produk industri Indonesia ke China hanya mencapai 51,3 persen.

Survey yang diselenggarakan berfokus pada inventarisasi, identifikasi dan analisis lima komoditas, yakni industri tekstil dan produk tekstil, mesin, furnitur, logam dan elektronika.


Sumber: http://www.metrotvnews.com/read/newscatvideo/ekonomi/2011/03/24/124871/Waspadai-Komposisi-Impor-Produk-Industri-Indonesia-dari-China

Peluang Relokasi dari Jepang Terbuka

JAKARTA– Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia menilai, ada peluang terjadinya relokasi industri Jepang ke Indoesia pascagempa dan tsunami yang melanda negeri tersebut. 
Indonesia termasuk salah satu negara yang potensial menjadi tujuan relokasi tersebut. Namun, untuk itu Indonesia harus mampu menarik minat para pengusaha Jepang. ”Kita harus tanggap terhadap kemungkinan itu dan berusaha meyakinkan mereka untuk mau merelokasi pabriknya ke sini,” ungkap Ketua Umum Kadin Suryo Bambang Sulisto di Jakarta kemarin.

Dia menegaskan, akan ada banyak dampak positif dari ralokasi pabrik-pabrik milik perusahaan besar dari Jepang ke Indonesia.Dipindahkannya pabrik-pabrik tersebut akan mendorong penciptaan lapanganpekerjaanyanglebihbanyak, memperkuat kinerja ekspor, dan memungkinkan terjadinya transfer teknologi dari industri Jepang yang lebih maju. Menurut Bambang, daerah dan wilayah-wilayah di Indonesia yang sangat luas bisa ditawarkan sebagai lokasi baru bagi pabrik-pabrik industri Jepang menggantikan yang sudah hancur akibat gempa dan tsunami beberapa waktu lalu. Dia menilai, jika terjadi relokasi, harus diarahkan agar pabrik-pabrik itu dibangun di wilayah timur Indonesia.

Terkait dengan itu,lanjut dia,wilayah timur Indonesia yang selama ini kurang diminati lantaran ketidaktersediaan infrastruktur yang memadai haru dibenahi. Bambang optimistis, keterbatasan ini tidak menutup peluang menarik investor asal Jepang untuk merelokasi industrinya ke Timur Indonesia. ”Kan sekarang ada konsep koridor ekonomi juga. Kita harus siapkan stimulus, insentif untuk di daerah timur,” ujarnya. Namun,Bambangmengakui, pembangunan infrastruktur pendukung memang tetap harus diperhatikan.Sebab,ketersediaan infrastruktur akan menjadi salah satu stimulus bagi para investor.Insentif lain yang bisa menarik minat pengusaha Jepang menurut dia adalah insentif fiskal dan moneter semisal keringanan pajak dan suku bunga.

Staf Khusus Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Bappenas Dedi Masykur Riyadi sepakat bahwa potensi pengusaha Jepang merelokasi pabriknya ke Indonesia terbuka lebar. Karena itu, tegas dia, harus ada kesiapan untuk menyambut peluang tersebut. ”Yang harus dipersiapkan kemudahan bagi mereka misalnya kemudahan untuk penambahan kapasitas.Saya kira tanpa keringanan fiskal pun, dengan kondisi ekonomi dan hubungan baik selama ini,bisa saja mereka masuk ke sini,” tuturnya. Kesiapan menurut dia sangat penting mengingat iklim kompetisi antarnegara-negara di kawasan Asia semakin tinggi dengan membaiknya kondisi perekonomian negara-negara ekonomi berkembang.

Dedi juga menilai wilayah yang berpotensi dikembangkan untuk relokasi industri dari Jepang adalah kawasan timur Indonesia, dengan konsep koridor ekonomi. ”Di wilayah timur bukannya tidak diminati, tapi belum siap karena infrastruktur.Sebenarnya potensinya besar, misalnya kalau mereka mau mengembangkan kakao, ke mana lagi kalau tidak ke wilayah timur,” katanya. Sebelumnya, Menteri Perindustrian MS Hidayat diketahui telah menawarkan kemungkinan relokasi tersebut.

”Saya mau menawarkan mereka untuk relokasi beberapa industri komponen (automotif) mereka dan industri yang sudah dilakukan di sini untuk dilakukan join local partner,” kata Hidayat beberapa waktu lalu. 

Sumber: http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/388920/

Kedepankan Fasilitas, RSBI Tak Bermutu

JAKARTA — Kementerian Pendidikan Nasional (Kemdiknas) menilai adanya kesalahpahaman antara pihak pemerintah pusat dengan sekolah-sekolah berstatus Rintisan Sekolah Berstandar Internasional (RSBI). Kesalahpahaman itu terjadi dalam mengartikan peningkatan mutu yang tertuang di dalam Permendiknas No 78 tahun 2009 Tentang Penyelenggaraan SBI pada jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah.

Wakil Menteri Pendidikan Nasional (Wamendiknas) Fasli Jalal menjelaskan, seharunsya dalam menjalani proses peningkatan mutu di sekolah RSBI yang menggunakan dana block grant dari pemerintah pusat atau Kemdiknas, tidak harus mengadung arti memperbaiki fasilitas fisik sekolah.

“Tetapi yang dimaksud kami (pemerintah) dengan peningkatan mutu di sini, adalah mengutamakan kualitas siswa dan tenaga pendidik. Sebut saja, kualitas dalam penggunaan bahasa asing di sekolah yang dilakukan oleh guru dan siswa,” ungkap Fasli kepada JPNN di Jakarta, Selasa (23/3).

Menurutnya, hal tersebut akhirnya menjadi sebuah kekecewaan bagi Kemdiknas sendiri. Maka dari itu, lanjut Fasli, tak heran jika banyaknya kualiatas sekolah berstatus RSBI yang menggunakan label internasional tidak memenuhi standar internasional. "Akhirnya, dana yang sudah digunakan tidak maksimal untuk meningkatkan mutu kualitas siswa dan pendidiknya. Harusnya sekolah harus pintar memilih mana yang harus diprioritaskan," ujar Fasli.

Mantan Dirjen Pendidikan Tinggi (Dikti) Kemdiknas ini mencontohkan, banyak sekolah RSBI yang memiliki gedung , fasilitas sarana dan prasarana yang sangat baik. Tetapi, ketika dievaluasi kemampuan akademis serta kualitas siswa dan gurunya tidak memenuhi standar RSBI.  

Terpisah, Plt Kepala Badan Bahasa Kemdiknas, Agus Darma mengatakan, pada saat rapat kerja bersama Komisi X DPR RI, Senin (23/3), memang telah disepakati akan ada pengkajian ulang mengenai penggunaan bahasa asing di lingkungan sekolah RSBI.

"Intinya, bahasa Indonesia  harus tetap menjadi bahasa pengantar di sekolah meskipun sekolah internasional.  Karena di berbagai negara itu, yang semula menggunakan bahasa  inggris sebagai pengantar, ternyata  mereka mengalami banyak kekurangan. Khususnya dalam segi penyampaiannya karena tidak menguasai. Muatannya juga agak terbengkalai,” ketika ditemui JPNN di Hotel Sahid Jaya, Jakarta, Selasa (22/3).

Selain itu ketika disinggung mengenai konsep RSBI, Agus tetap menegaskan yang terpenting dalam RSBI bukanlah dilihat dari sisi penggunaan bahasa asing di dalam proses belajar mengajar, tetapi lebih pada kualitas dan mutu baik tenaga pendidiknya dan siswanya. “Penekanannya bukan bahasa, tapi bagaimana gurunya menggunakan bahasa dimengerti anaknya. Dijamin dapat lebih mampu meningkatkan mutu dan kualitas RSBI,” imbuhnya.


Sumber: http://www.jpnn.com/read/2011/03/24/87641/Kedepankan-Fasiltitas,-RSBI-Tak-Bermutu-

PERUBAHAN – PERUBAHAN YANG TERJADI PADA LANSIA

1. Perubahan Fisik
Meliputi perubahan dari tingkat sel sampai kesemua sistem organ tubuh, diantaranya sistem pernafasan, pendengaran, penglihatan, kardiovaskuler, sistem pengaturan tubuh, muskuloskeletal, gastrointestinal, genito urinaria, endokrin dan integumen.
a. Sistem pernafasan pada lansia.
1) Otot pernafasan kaku dan kehilangan kekuatan, sehingga volume udara inspirasi berkurang, sehingga pernafasan cepat dan dangkal.
2) Penurunan aktivitas silia menyebabkan penurunan reaksi batuk sehingga potensial terjadi penumpukan sekret.
3) Penurunan aktivitas paru ( mengembang & mengempisnya ) sehingga jumlah udara pernafasan yang masuk keparu mengalami penurunan, kalau pada pernafasan yang tenang kira kira 500 ml.
4) Alveoli semakin melebar dan jumlahnya berkurang ( luas permukaan normal 50m²), Ù menyebabkan terganggunya prose difusi.
5) Penurunan oksigen (O2) Arteri menjadi 75 mmHg menggangu prose oksigenasi dari hemoglobin, sehingga O2 tidak terangkut semua kejaringan.
6) CO2 pada arteri tidak berganti sehingga komposisi O2 dalam arteri juga menurun yang lama kelamaan menjadi racun pada tubuh sendiri.
7) kemampuan batuk berkurang, sehingga pengeluaran sekret & corpus alium dari saluran nafas berkurang sehingga potensial terjadinya obstruksi.
Sistem persyarafan.
1) Cepatnya menurunkan hubungan persyarafan.
2) Lambat dalam merespon dan waktu untuk berfikir.
3) Mengecilnya syaraf panca indera.
4) Berkurangnya penglihatan, hilangnya pendengaran, mengecilnya syaraf pencium & perasa lebih sensitif terhadap perubahan suhu dengan rendahnya ketahanan terhadap dingin.

             b. Perubahan panca indera yang terjadi pada lansia.
1) Penglihatan
a) Kornea lebih berbentuk skeris.
b) Sfingter pupil timbul sklerosis dan hilangnya respon
            terhadap sinar.
c) Lensa lebih suram (kekeruhan pada lensa).
d) Meningkatnya ambang pengamatan sinar : daya adaptasi terhadap kegelapan lebih lambat, susah melihat dalam cahaya gelap.
e) Hilangnya daya akomodasi.
f) Menurunnya lapang pandang & berkurangnya luas pandang.
g) Menurunnya daya membedakan warna biru atau warna hijau pada skala.
2) Pendengaran.
a) Presbiakusis (gangguan pada pendengaran) :
Hilangnya kemampuan (daya) pendengaran pada telinga dalam, terutama terhadap bunyi suara, antara lain nada nada yang tinggi, suara yang tidak jelas, sulit mengerti kata kata, 50 % terjadi pada usia diatas umur 65 tahun.
b) Membran timpani menjadi atropi menyebabkan otosklerosis.
c) Terjadinya pengumpulan serumen, dapat mengeras karena meningkatnya kreatin.
3) Pengecap dan penghidu.
a) Menurunnya kemampuan pengecap.
b) Menurunnya kemampuan penghidu sehingga mengakibatkan selera makan berkurang.
4) Peraba.
a) Kemunduran dalam merasakan sakit.
b) Kemunduran dalam merasakan tekanan, panas dan dingin.

c. Perubahan cardiovaskuler pada usia lanjut.
1) Katub jantung menebal dan menjadi kaku.
2) Kemampuan jantung memompa darah menurun 1 % pertahun sesudah berumur 20 tahun. Hal ini menyebabkan menurunnya kontraksi dan volumenya.
3) Kehilangan elastisitas pembuluh darah.
Kurangnya efektifitasnya pembuluh darah perifer untuk oksigenasi, perubahan posisi dari tidur keduduk ( duduk ke berdiri ) bisa menyebabkan tekanan darah menurun menjadi 65 mmHg ( mengakibatkan pusing mendadak ).
4) Tekanan darah meningkat akibat meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer (normal ± 170/95 mmHg ).

d. Sistem genito urinaria.
1) Ginjal, Mengecil dan nephron menjadi atropi, aliran darah ke ginjal menurun sampai 50 %, penyaringan diglomerulo menurun sampai 50 %, fungsi tubulus berkurang akibatnya kurangnya kemampuan mengkonsentrasi urin, berat jenis urin menurun proteinuria ( biasanya + 1 ) ; BUN meningkat sampai 21 mg % ; nilai ambang ginjal terhadap glukosa meningkat.
2) Vesika urinaria / kandung kemih, Otot otot menjadi lemah, kapasitasnya menurun sampai 200 ml atau menyebabkan frekwensi BAK meningkat, vesika urinaria susah dikosongkan pada pria lanjut usia sehingga meningkatnya retensi urin.
3) Pembesaran prostat ± 75 % dimulai oleh pria usia diatas 65 tahun.
4) Atropi vulva.
5) Vagina, Selaput menjadi kering, elastisotas jaringan menurun juga permukaan menjadi halus, sekresi menjadi berkurang, reaksi sifatnya lebih alkali terhadap perubahan warna.
6) Daya sexual, Frekwensi sexsual intercouse cendrung menurun tapi kapasitas untuk melakukan dan menikmati berjalan terus.

e. Sistem endokrin / metabolik pada lansia.
1) Produksi hampir semua hormon menurun.
2) Fungsi paratiroid dan sekesinya tak berubah.
3) Pituitary, Pertumbuhan hormon ada tetapi lebih rendah dan hanya ada di pembuluh darah dan berkurangnya produksi dari ACTH, TSH, FSH dan LH.
4) Menurunnya aktivitas tiriod Ù BMR turun dan menurunnya daya pertukaran zat.
5) Menurunnya produksi aldosteron.
6) Menurunnya sekresi hormon bonads : progesteron, estrogen, testosteron.
7) Defisiensi hormonall dapat menyebabkan hipotirodism, depresi dari sumsum tulang serta kurang mampu dalam mengatasi tekanan jiwa (stess).

f. Perubahan sistem pencernaan pada usia lanjut.
1) Kehilangan gigi, Penyebab utama adanya periodontal disease yang biasa terjadi setelah umur 30 tahun, penyebab lain meliputi kesehatan gigi yang buruk dan gizi yang buruk.
2) Indera pengecap menurun, Adanya iritasi yang kronis dari selaput lendir, atropi indera pengecap (± 80 %), hilangnya sensitivitas dari syaraf pengecap dilidah terutama rasa manis, asin, asam & pahit.
3) Esofagus melebar.
4) Lambung, rasa lapar menurun (sensitivitas lapar menurun ), asam lambung menurun, waktu mengosongkan menurun.
5) Peristaltik lemah & biasanya timbul konstipasi.
6) Fungsi absorbsi melemah ( daya absorbsi terganggu ).
7) Liver ( hati ), Makin mengecil & menurunnya tempat penyimpanan, berkurangnya aliran darah.

g. Sistem muskuloskeletal.
1) Tulang kehilangan densikusnya Ù rapuh.
2) resiko terjadi fraktur.
3) kyphosis.
4) persendian besar & menjadi kaku.
5) pada wanita lansia > resiko fraktur.
6) Pinggang, lutut & jari pergelangan tangan terbatas.
7) Pada diskus intervertebralis menipis dan menjadi pendek ( tinggi badan berkurang ).
a. Gerakan volunter Ù gerakan berlawanan.
b. Gerakan reflektonik Ù Gerakan diluar kemauan sebagai reaksi terhadap rangsangan pada lobus.
c. Gerakan involunter Ù Gerakan diluar kemauan, tidak sebagai reaksi terhadap suatu perangsangan terhadap lobus
d. Gerakan sekutu Ù Gerakan otot lurik yang ikut bangkit untuk menjamin efektifitas dan ketangkasan otot volunter.

h. Perubahan sistem kulit & karingan ikat.
1). Kulit keriput akibat kehilangan jaringan lemak.
2). Kulit kering & kurang elastis karena menurunnya cairan dan hilangnya jaringan adiposa
3). Kelenjar kelenjar keringat mulai tak bekerja dengan baik, sehingga tidak begitu tahan terhadap panas dengan temperatur yang tinggi.
4). Kulit pucat dan terdapat bintik bintik hitam akibat menurunnya aliran darah dan menurunnya sel sel yang meproduksi pigmen.
5). Menurunnya aliran darah dalam kulit juga menyebabkan penyembuhan luka luka kurang baik.
6). Kuku pada jari tangan dan kaki menjadi tebal dan rapuh.
7). Pertumbuhan rambut berhenti, rambut menipis dan botak serta warna rambut kelabu.
8). Pada wanita > 60 tahun rambut wajah meningkat kadang kadang menurun.
9). Temperatur tubuh menurun akibat kecepatan metabolisme yang menurun.
10). Keterbatasan reflek menggigil dan tidak dapat memproduksi panas yang banyak rendahnya akitfitas otot.

i. Perubahan sistem reproduksi dan kegiatan sexual.
1) Perubahan sistem reprduksi.
a) selaput lendir vagina menurun/kering.
b) menciutnya ovarium dan uterus.
c) atropi payudara.
d) testis masih dapat memproduksi meskipun adanya penurunan secara berangsur berangsur.
e) dorongan sex menetap sampai usia diatas 70 tahun, asal kondisi kesehatan baik.
2) Kegiatan sexual.
Sexualitas adalah kebutuhan dasar manusia dalam manifestasi kehidupan yang berhubungan dengan alat reproduksi. Setiap orang mempunyai kebutuhan sexual, disini kita bisa membedakan dalam tiga sisi : 1) fisik, Secara jasmani sikap sexual akan berfungsi secara biologis melalui organ kelamin yang berhubungan dengan proses reproduksi, 2) rohani, Secara rohani Ù tertuju pada orang lain sebagai manusia, dengan tujuan utama bukan untuk kebutuhan kepuasan sexualitas melalui pola pola yang baku seperti binatang dan 3) sosial, Secara sosial Ù kedekatan dengan suatu keadaan intim dengan orang lain yang merupakan suatu alat yang apling diharapkan dalammenjalani sexualitas.
Sexualitas pada lansia sebenarnya tergantung dari caranya, yaitu dengan cara yang lain dari sebelumnya, membuat pihak lain mengetahui bahwa ia sangat berarti untuk anda. Juga sebagai pihak yang lebih tua tampa harus berhubungan badan, msih banyak cara lain unutk dapat bermesraan dengan pasangan anda. Pernyataan pernyataan lain yang menyatakan rasa tertarik dan cinta lebih banyak mengambil alih fungsi hubungan sexualitas dalam pengalaman sex.

2Perubahan-perubahan mental/ psikologis
Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan mental adalah :
a. Pertama-tama perubahan fisik, khususnya organ perasa.
b. kesehatan umum
c. Ttingkat pendidikan
d. Keturunan (herediter)
e. Lingkungan
f. Gangguan saraf panca indra, timbul kebutaan dan ketulian
g. Gangguan konsep diri akibat kehilangan jabatan
h. Rangkaian dari kehilangan yaitu kehilangan hubungan dengan teman dan famili
i. Hilangnya kekuatan dan ketegapan fisik, perubahan terhadap gambaran diri dan perubahan konsep diri
Perubahan kepribadian yang drastis keadaan ini jarang terjadi lebih sering berupa ungkapan yang tulus dari perasaan seseorang, kekakuan mungkin oleh karena faktor lain seperti penyakit-penyakit.
Kenangan (memory) ada dua; 1) kenangan jangka panjang, berjam-jam sampai berhari-hari yang lalu, mencakup beberapa perubahan, 2) Kenangan jangka pendek atau seketika (0-10 menit), kenangan buruk.
Intelegentia Quation; 1) tidakberubah dengan informasi matematika dan perkataan verbal, 2) berkurangnya penampilan,persepsi dan keterampilan psikomotorterjadi perubahan pada daya membayangkan, karena tekanan-tekanan dari faktro waktu.
Pengaruh proses penuaan pada fungsi psikososial.
1. perubahan fisik, sosial mengakibatkan timbulnya penurunan fungsi, kemunduran orientasi, penglihatan, pendengaran mengakibatkan kurangnya percaya diri pada fungsi mereka.
2. Mundurnya daya ingat, penurunan degenerasi sel sel otak.
3. Gangguan halusinasi.
4. Lebih mengambil jarak dalam berinteraksi.
5. Fungsi psikososial, seperti kemampuan berfikir dan gambaran diri.

3. Perubahan Spiritual
Agama atau kepercayaan makin terintegarsi dalam kehidupannya (Maslow,1970). Lansia makin matur dalam kehidupan keagamaannya, hal ini terlihat dalam berpikir dan bertindak dalam sehari-hari. (Murray dan Zentner,1970)

Keris

Keris termasuk salah satu senjata tradisional asli Indonesia. Senjata ini diperkirakan berawal dari Pulau Jawa pada abad ke-6, kemudian menyebar ke seluruh wilayah Nusantara. Ketika Majapahit berkuasa pada abad ke-14, keris menyebar hingga ke wilayah jajahannya, seperti Malaysia, Filipina selatan, Kamboja, dan Thailand selatan.
Istilah keris ditemukan pada prasasti lempengan perunggu Karangtengah bertuliskan angka tahun 748 Saka atau 824 Masehi. Sementara keris tertua ditemukan di Desa Dawuku, Kecamatan Grabag, Kabupaten Magelang, dibuat sekitar tahun 500 Masehi.
Senjata tradisional ini mempunyai bentuk khas, yakni bilah (wilahan) dengan lekuk-lekuk menawan (luk). Keris yang baik biasanya dibuat dan ditempa dari tiga macam logam, yakni besi, baja, dan pamor. Yang disebut terakhir ini bias berupa nikel, batu meteor, atau besi pamor.
Senjata ini dicari orang karena dipercaya mempunyai kekuatan atau pamor yang bisa memberikan kewibaan, kedamaian, perlindungan, kekayaan, dan kepercayaan diri kepada pemiliknya. Namun, ada pula yang hanya mengagumi keris dari keindahan bentuknya.
Di masyarakat jawa, keris merupakan mitos yang mewakili dunia metafisika. Keris tidak hanya menjadi senjata, tetapi juga diyakini memiliki kekuatan gaib sehingga dijadikan pusaka. Senjata ini diyakini memberikan suatu kekuatabn kepada pemiliknya.
Bagi yang percaya, keris dikatakan bertuah, jika mengandung cerita sejarah kuno, misalnya keris itu milik raja A yang dipakai berperang melawan raja B. karena itu, sebilah keris tidak bias dilihat sebagai benda fisik belaka karena ia mewakili budaya metafisika yang tertanam pada masyarakat Jawa.
Cara penggunaan keris berbeda di masing-masing daerah. Di Jawa dan Sunda, misalnya keris ditempatkan di pinggang bagian belakang pada masa damai, tetapi ditempatkan di depan pada masa perang. Adapun di Sumatera, Malaysia, Brunei Darussalam, dan Filipina keris ditempatkan di depan.
Pegangan Keris
Pegangan keris (bahasa Jawa : Gaman) memiliki bermacam-macam motif. Keris Bali, misalnya, ada yang berbentuk patung penari, pertapa, hutan, dan ada yang diukir dengan emas dan batu mulia.
Semantara pegangan keris Sulawesi menggambarkan burung laut. Hal itu sebagai perlambang sebagian masyarakat Sulawesi yang berprofesi sebagai pelaut, dan burung adalah lambing dunia atas keselamatan. Selain itu, materi yang dipergunakan pun berasal dari aneka bahan, seperti gading, tulang, logam, dan yang paling banyak kayu.
Adapun pegangan keris Jawa secara garis besar terdiri dari bathuk (kepala bagian depan), bun-bunan, sirah wingking (kepala bagian belakang), wetengan, dan bungkul.
gambar Pegangan
Bilah
Bilah atau wilahan adalah bagian utama dari sebuah keris, yang terdiri dari luk dan pesi. Luk ialah bagian yang berkelok dari bilah keris, sedangkan pesi adalah pangkal wilahan yang masuk ke pegangan keris (ukiran).
Panjang bilah keris yang dibuat di pulau Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, NTB, Semenanjung Malaya, dan Thailand selatan sekitar 35-42 sentimeter (cm). Sementara panjang keris Bali sekitaar 45 cm, dan Filipina Serta Riau lebih dari 50 cm. dilihat dari bentuknya, keris dapat dibagi menjadi dua golongan besar, yaitu keris lurus (tanpa luk) dan keris yang bilahnya berkelok-kelok atau memiliki luk.
Jumlah luk biasanya selalu ganjil, mulai luk 3 hingga luk 13. Keris dengan jumlah luk lebih dari itu biasanya disebut keris kalawija atau keris tidak lazim.
Cara sederhana menghitung luk pada bilah dimulai dari pangkal keris ke ujung keris, dihitung dari sisi cembung dan dilakukan pada kedua sisi seberang-menyeberang (kanan kiri). Maka, bilangan terakhir adalah banyaknya luk pada bilah keris.
gambar bilah
Pamor
Pamor merupakan hiasan, motif, atau ornamen yang terdapat pada bilah keris. Hiasan ini dibentuk tidak dengan diukir, diserasah (”inlay”), atau dilapis, tetapi dengan teknik tempaan yang menyatukan beberapa unsur logam berlainan. Teknik tempa senjata berpamor ini merupakan keahlian khas Indonesia, terutama di Jawa.
Dilihat dari caranya, dikenal dua cara pembuatan pamor yang baik, yaitu mlumah dan miring. Pamor mlumah adalah pamor yang lapisan-lapisannya mendatar, sejajar dengan permukaan bilah, sedangkan pada pamor miring lapisan pamornya tegak lurus dengan permukaan bilah. Pembuatan pamor mlumah lebih mudah daripada pamor miring. Itulah sebabnya, nilai keris berpamor miring lebih tinggi dibandingkan dengan pamor mlumah.
gambar Pamor
Warangka atau Sarung Keris
Warangka atau sarung keris merupakan komponen keris yang mempunyai fungsi tertentu, khususnya dalam kehidupan sosial masyarakat Jawa karena paling tidak bagian inilah yang terlihat secara langsung.
Warangka biasanya dibuat dari kayu, umumnya kayu jati, cendana, timoho, dan kemuning. Sejalan dengan perkembangan zaman, terjadi penambahan fungsi warangka sebagai pencerminan status sosial bagi penggunanya. Bagian atasnya sering diganti dengan gading.

Sumber: http://sanggartosanaji.wordpress.com/category/kata-pengantar/

Data as Art: 10 Striking Science Maps

The computer age triggered a seemingly endless stream of scientific data, but such incoming mountains of information come at a cost. The more data you amass, the tougher it is to comprehend what you're dealing with.
In a push for better perspective, a group of information scientists in 2005 created a decade-long competitive art exhibit called Places & Spaces: Mapping Science. From artistic pop-culture plots to illustrations of the state of scientific collaboration (above), the founders hope winning entries inspire researchers to present their troves of data in clever and digestible ways.
"Good science maps give you a holistic understanding of how the data is structured," said information scientist Katy Börner of Indiana University, a founder and curator of the exhibit. She is also author of theAtlas of Science, a collection of the maps gathered over the years. "You don't just have to use maps to find your way home. They can be ways to get global overviews on topics."
The exhibit's advisory board follows a theme and some core criteria to pick 10 winners each year. This year's winning entries for the theme "science maps as visual interfaces to digital libraries" were announced this week. Exhibit-ready versions of the maps are scheduled for display in mid-June.
We showcase some of our favorite winners here, in addition to a few that didn't make the final cut. Some maps are too small to properly appreciate here, but we include links to high-resolution versions for each of them.

Scientific Collaboration

Inspired by a map of 500 million Facebook friends published in December 2010, research analyst Olivier H. Beauchesne created this winning visualization of international collaboration that occurred from 2005 through 2009.
Each arc represents a collaboration between scientists in different cities mined from studies, books and trade journals found in Elsevier's Scopus database. Dense nodes of science emerge in the Americas, Europe and Japan.

Science's Genealogy

About 39,000,000 papers were published in scientific journals between 1817 and 2010. To map the explosion of research, technology analyst M'hamed el Aisati graphed unique publications based on information in Elsevier’s Scopus database.
Although the map was not a winner, it’s among our favorites. Aisati hopes to show journal pedigrees, as well as the rise and fall of specific scientific fields, in future iterations.

Tree of Life

Another of our non-winning favorites, this map shows a sample of 76,425 recognized species — just a fraction of the 5 to 100 million estimated life forms in existence.
The data was pulled from the Tree of Life project, an effort to document the lineage of Earth's organisms through time. Life's origin and humans, aka Homo sapiens, are labeled in red.

Wikipedia vs. the Universal Decimal Classification

The structural differences between public categories in Wikipedia and academic ones in the Universal Decimal Classification, a formal library system, stand out sharply in this map.
"We would like to scrutinize the question of how do knowledge maps differ when they are created socially (i.e. Wikipedia) as opposed to when they are created formally (UDC) using classification theory," the authors wrote in their exhibit-winning entry.

Internet in a Desk

Paul Otlet, a Belgian visionary who lived from 1868 to 1944, is often credited with anticipating an internet for the spread of knowledge. To create an internet-like learning environment before computers existed, he designed a one-person productivity station called the Mondothèque.
It was to harbor drawers brimming with reference books, microfilm and bibliographic cards. He also imagined radio, television and camera equipment at arm's length on the desk.
This winning entry depicts Otlet's vision.

Metadata for Architectural Exploration

To make all of Europe's architectural data easier to access, a community of users created the winning classification tree above, titled Metadata for Architectural Content in Europe.
The interactive version on the project's website allows users to search through a web of architectural vocabulary. Once a phrase is selected, relevant websites appear below to guide productive exploration.

A Universe of Standards

Picking a standard is crucial to amassing a well-curated pile of data, but more than 100 widely used rule sets exist.
To visualize how and when to use a particular metadata standard, library scientists in Idaho and North Carolina created this map, which was among the winners.

Data Mining the Bible

Using a customized Java program, a duo of information scientists extracted as much data as they could from the Bible to create this winning entry.
The graphic above depicts a "social network" made of 2,619 people and places mentioned in the book. Below, the cross-references (colored arcs) are mapped to verses in chapters (gray bars).


30 Years of Airline Travel

Airline-passenger flow in the Northern Hemisphere is shown in these annual snapshots created usingTulip software.
This visualization didn't win, but we are looking forward to a video the authors plan to release that will show the booms and busts of airline travel throughout the past 30 years.



The History of Science Fiction

This winning chronology of science fiction drawn by Ward Shelley is an artistic and surprisingly informative picture of the genre's evolution.
From the advent of fear and wonder itself to the emergence of new space opera, Shelley covers hundreds of the most loved sci-fi works in print, film and television.