Seribu Orang Meninggal Akibat Obat Kencing Manis

REPUBLIKA.CO.ID, PARIS--Dalam beberapa tahun belakangan, sekitar lima ratus sampai seribu orang meninggal di Prancis akibat obat kencing manis yang juga digunakan sebagai obat penurun berat badan. Demikian laporan rahasia asuransi kesehatan Prancis yang dikutip oleh surat kabar Le Figaro, Jumat (15/10).

Obat bernama Mediator itu menurut penelitian menyebabkan keluhan jantung dan naiknya tekanan darah. Di samping Prancis, obat tersebut juga dipasarkan di Portugal, Siprus, dan Luksemburg. Obat sudah ditarik dari pasar semua negara karena risiko kesehatan.

Pemerintah Prancis mempertimbangkan untuk mengambil langkah hukum terhadap perusahaan farmasi servier. Perusahaan sebelumnya juga sudah menghentikan penjualan obat pendahulu mediator, yaitu isomeride. Obat tersebut juga menyebabkan keluhan jantung.

Sumber: http://id.news.yahoo.com/repu/20101015/tls-seribu-orang-meninggal-akibat-obat-k-4d4f647.html

Tahu dan Tempe Bisa Picu Sel Kanker Payudara?

VIVAnews - Tahu dan tempe yang berbahan dasar kedelai dikenal sebagai makanan murah dan kaya gizi. Konsumsi tahu dan tempe sangat penting bagi wanita, karena dianggap dapat memperlambat penuaan.

Namun, bagi penderita kanker payudara tipe tertentu dianjurkan untuk mengurangi konsumsi tahu dan tempe. Sebab, bisa memicu pertumbuhan sel kanker makin cepat.

Tahu dan tempe mengandung phytoestrogen, yaitu senyawa kimia yang merupakan hormon tumbuhan (phyto artinya tumbuhan), yang memliki struktur kimia menyerupai hormon estrogen pada tubuh manusia. Karena itulah phytoestrogen dianggap bisa membantu menanggulangi masalah penurunan estrogen pada wanita.

Namun, bagi penderita kanker payudara jenis tertentu, konsumsi tahu dan tempe yang bisa memicu makin meningkatnya jumlah hormon estrogen dalam tubuh yang justru bisa merangsang penyebaran kanker lebih cepat.

“Meski tidak semua kanker payudara, namun ada jenis kanker payudara tertentu yang pertumbuhan sel kankernya justru dipengaruhi oleh estrogen. Untuk itu, bagi penderita kanker payudara disarankan untuk mengurangi konsumsi makanan estrogen seperti tahu dan tempe, termasuk juga kulit ayam,” kata Ahli Kesehatan dan pemerhati gaya hidup lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Diponegeoro Semarang, Dr Grace Judio Kahl, Msc,MH,CHt dalam acara Talk Show Kesehatan di FX Plasa Sudirman, Jakarta.

Meski tahu tempe berbahaya untuk penderita kanker payudara jenis tertentu, makanan yang mudah didapat dengan harga murah ini tetap memiliki manfaat, tentunya bagi mereka yang tidak memiliki pantangan untuk mengonsumsi kedelai.

“Untuk itu, selektif dalam memilih makanan itu penting, terutama bagi Anda yang mengidap penyakit tertentu. Konsultasi dengan dokter ahli gizi untuk membantu mengatur pola makan,” ujar dr Grace.

Sumber: http://id.news.yahoo.com/viva/20101019/tls-tahu-dan-tempe-bisa-picu-sel-kanker-34dae5e.html

BPS: Laju Pertumbuhan Penduduk Indonesia Meningkat

Jakarta (ANTARA) - Badan Pusat Statistik mencatat bahwa laju pertumbuhan penduduk Indonesia selama periode 2000-2010 lebih tinggi dibanding periode 1990-2000.

"Laju pertumbuhan penduduk 2000-2010 mencapai 1,49 persen atau lebih tinggi dibanding periode 1990-2000 yang hanya mencapai 1,45 persen," kata Sekretaris Utama BPS, Suryamin dalam seminar sosialisasi awal hasil Sensus Penduduk 2010 di Jakarta, Selasa.

Ia menyebutkan, jumlah penduduk Indonesia pada 2010 mencapai 237,56 juta orang yang terdiri dari 119,51 juta orang laki-laki dan 118,05 juta orang perempuan.

"Sex ratio mencapai 101 artinya jumlah laki-laki satu persen lebih banyak dari perempuan," kata Suryamin.

Ia menyebutkan, distribusi penduduk belum merata karena masih terkonsentrasi di Jawa dan Madura yang mencapai 57 persen.

Hasil Sensus Penduduk 2010 menempatkan posisi Indonesia di urutan keempat dalam jumlah penduduk setelah China, India, dan USA.

BPS mencatat bahwa pertumbuhan penduduk Indonesia dalam 20 tahun terakhir sudah mengalami penurunan namun pada 2000-2010 ada kecenderungan naik.

Laju pertumbuhan penduduk pada 1930-1961 mencapai 2,15 persen, pada 1961-1971 mencapai 2,13 persen, 1971-1980 mencapai 2,32 persen, dan tahun 1980-1990 mencapai 1,97 persen.

Berdasar Sensus Penduduk 2010, jumlah penduduk Propinsi NAD mencapai 4,48 juta orang, Sumut 12,98 juta orang, Sumbar 4,84 juta orang, Riau 5,54 juta, Jambi 3,09 juta, Sumsel 7,45 juta, Bengkulu 1,72 juta, Lampung 7,6 juta, Kep. Babel 1,22 juta, Kepri 1,69 juta.

Kemudian DKI Jakarta 9,59 juta, Jabar 43,02 juta, Jateng 32,38 juta, Yogyakarta 3,46 juta, Jatim 37,48 juta, Banten 10,64 juta, Bali 3,89 juta, NTB 4,5 juta, NTT 4,68 juta, Kalbar 4,39 juta, Kalteng 2,2 juta, Kalsel 3,63 juta, dan Kaltim 3,55 juta orang.

Jumlah penduduk Sulut 2,27 juta, Sulteng 2,63 juta, Sulsel 8,03 juta, Sultera 2,23 juta, Gorontalo 1,04 juta, Sulbar 1,16 juta, Maluku 1,53 juta, Malut 1,04 juta, Papua Barat 0,76 juta, dan Papua 2,85 juta orang.

Laju pertumbuhan penduduk tertinggi pada periode 2000-2010 tercatat di Papua yang mencapai 5,46 persen dan terendah di Jawa Tengah yang hanya 0,37 persen.

Sumber: http://id.news.yahoo.com/antr/20101019/tpl-bps-laju-pertumbuhan-penduduk-indone-cc08abe.html

Banyak Perwira Polri Kurang Berkualitas

JAKARTA - Anggota Komisi III DPR Bambang Soesatyo menduga ada yang salah dalam pemberdayaan

SDM d intitusi Kepolisian. Hal ini dibuktikan dengan melejitnya karir calon Kapolri Komjen Timur Pradopo, yang mampu menyalip dua rekannya yang sudah terlebih dahulu berpangkat Komjen.

"Pemberdayaan SDM harus ditingkatkan. Ini penting karena ada peristiwa menarik. Pembinaan yang lebih luas di Polri. Bayangkan saja calon Kapolri kita dua nama yang di usulkan, yang keluar (nama) lain. Saya curiga ada yang salah dalam pembinaan Polri," katanya kepada okezone, Selasa (12/10/2010).

Bambang menjelaskan, keluarnya nama Timur secara mendadak, bahkan pagi masih Irjen, siang Komjen, dan malam menjadi calon Jenderal penuh, secara tidak langsung membuktikan kepada masyarakat bahwa ada seleksi yang tidak wajar di tubuh Polri.

"Keterangan Menko Polhukam yang mengatakan Pak Timur paling cocok. Artinya seleksi internal Polri tidak menjawab dari user-nya," kata Bambang.

Diketahui, 4 oktober lalu, Mabes Polri tiba-tiba saja memutasi tiga jenderal. Mereka adalah Kepala Badan Pemelihara Keamanan Polri Komjen Iman Hariyatna yang digantikan oleh Kapolda Metro Jaya saat itu Irjen Timur Pradopo. Dan posisinya kemudian diganti oleh Kapolda Jawa Barat Irjen Pol Sutarman.

Sumber: http://news.id.msn.com/okezone/regional/article.aspx?cp-documentid=4391071

Bahaya Memangku Laptop

VIVAnews - Apakah Anda memiliki kebiasaan mengoperasikan laptop dengan cara memangkunya? Sebaiknya hindari kebiasaan ini. Sebuah jurnal kesehatan yang diterbitkan awal pekan ini di Inggris mengungkap, kebiasaan ini dapat mengakibatkan kerusakan kulit permanen.

Dunia medis menyebutnya dengan toasted skin syndrome. Penyakit yang disebabkan paparan panas jangka panjang ini biasanya ditandai dengan munculnya bintik-bintik di jaringan pigmen kulit terluar. Dalam kasus tertentu bahkan bisa memicu kanker kulit.


Penelitian dilakukan setelah seorang anak berusia 12 tahun menderita penyakit kulit di paha kirinya. Area kulit di paha kirinya mengalami perubahan warna disertai bintik-bintik berpola. Setelah diusut, anak ini ternyata memiliki kebiasaan memangku laptop saat bermain game online selama beberapa jam setiap hari. Kebiasaan itu sudah terjadi selama berbulan-bulan.

"Dia memang merasakan panas di sisi kiri setiap kali bermain game dengan memangku laptopnya. Tapi, asyiknya permainan membuatnya tak pernah hirau atau mengubah kebiasaan itu," kata para peneliti asal Swiss dalam Jurnal Pediatrics itu, seperti dikutip dari laman Telegraph.

Kasus lain menimpa seorang mahasiswa jurusan hukum di Virginia. Wanita muda ini harus berurusan dengan medis setelah mendapati belang-belang di kulit pahanya makin meluas. Awalnya, ia tak sadar bahwa kerusakan kulit itu akibat kebiasaan memangku laptop.

Dr Kimberley Salkey, yang menangani kasus mahasiswa itu, memastikan bahwa gangguan pigmen kulit itu terjadi akibat kebiasaan memangku laptop menyala selama enam jam per hari. Dalam pemeriksaan lanjutan, jaringan kulit di paha wanita itu tak bisa menolerir hantaran panas alas laptop yang mencapai 52 derajat celcius.

Selain laptop, sindroma ini juga bisa dipicu sejumlah perangkat elektronik atau bantalan pemanas. Banyak orang cuek karena umumnya hantaran panas itu masih bisa ditahan di kulit dan tidak menyakitkan.

Drs Andreas Arnold dan Peter Itin dari University Hospital Basel, yang melakukan penelitian itu mengatakan, toasted skin syndrome umumnya memang tidak berbahaya. Namun, jangan diremehkan karena kerusakan pigmen yang terjadi bisa mengarah ke kanker kulit.

"Jadi, tetap penting menggunakan peredam panas atau alas pengamanan lainnya saat memangku laptop dalam waktu yang lama."

Sumber: http://id.news.yahoo.com/viva/20101005/tls-bahaya-memangku-laptop-34dae5e.html

Perokok Indonesia Terbesar Ketiga Dunia

JAKARTA, KOMPAS.com - Indonesia masih menduduki peringkat ketiga untuk jumlah perokok di dunia, yakni sekitar 65 juta orang. Angka ini akan terus meningkat jika pemerintah tidak mengatur perilaku merokok dan industri rokok serta tidak menerapkan larangan iklan rokok.


Hal itu diungkapkan Ketua Komisi Nasional Pengendalian Tembakau, Laksmiati Hanafiah, ketika ditemui Kompas.com, Sabtu (2/10/2010) di sela-sela Aksi Damai Sehat, Cerdas dan Berprestasi tanpa Rokok yang digelar di Citywalk Sudirman, Jakarta.

Menurut perempuan yang akrab disapa Mia itu, usia para perokok di Indonesia lebih banyak pada kisaran 15 hingga 19 tahun. "Di antaranya 70 persen dari jumlah perokok itu adalah masyarakat kalangan menengah ke bawah," katanya.

Akibatnya, lanjut Mia, para orangtua dari kalangan tersebut kurang memperhatikan gizi anak-anak mereka. "Uang yang harusnya untuk beli makanan, ternyata dihabiskan untuk membeli rokok," ujarnya.

Sekjen Komnas Pengendalian Tembakau, Suhardi, mengatakan, kalangan perokok dari masyarakat berpendidikan rendah dan keuangannya menengah ke bawah kurang begitu memperhatikan kalimat peringatan bahaya merokok.

"Sebaiknya di dalam bungkus rokok, terdapat peringatan dengan gambar. Contohnya, gambar penyakit yang ditimbulkan akibat rokok, seperti stroke dan kanker," kata Suhardi.

Dia mengungkapkan, negara tetangga sudah mencoba menerapkan peringatan merokok melalui gambar.

"Malaysia, Singapura, dan negara-negara lain telah mempraktikkannya. Terbukti, jumlah perokok di beberapa negara itu justru mengalami penurunan 15-20 persen," ujarnya.

Sumber: http://id.news.yahoo.com/kmps/20101002/tls-perokok-indonesia-terbesar-ketiga-du-8d16233.html

Capaian MDGs 9 Provinsi Dinilai Rendah

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Pemerintah mencatat sembilan provinsi masih termasuk sebagai wilayah dengan tingkat kesehatan yang rawan. Ke sembilan provinsi tersebut sebagian besar terletak di Indonesia bagian timur.


Menteri Kesehatan, Endang Rahayu Sedyaningsih mengatakan di sembilan provinsi tersebut, tingkat kesehatan masyarakat masih sangat rendah. "Terutama ATM (AIDS, Tuberculosis, dan Malaria,)" ujar Menkes kepada wartawan di Jakarta, Jumat (1/10).

Disebutkannya ke-sembilan provinsi tersebut adalah Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah, Maluku, Gorontalo, NTT, NTB, Papua, Papua Barat, dan Aceh. Sebenarnya, lanjut Endang, di wilayah-wilayah itu terdapat program peningkatan kualitas kesehatan. "Contohnya di NTB ada AKINO (angka kematian ibu nol)," ujar Endang.

Peningkatan kualitas kesehatan di wilayah tersebut, sambungnya, harus ditangani secara khusus. "Wilayahnya berbeda jika dibandingkan dengan di Pulau Jawa," katanya. Dia mencontohkan di Papua dan Papua Barat. Meskipun memiliki wilayah yang luas, namun jumlah penduduknya sedikit.

Dia menjelaskan, khusus untuk Papua dan Papua Barat, terdapat tim kesehatan yang selalu bergerak. "Hampir sama dengan puskesmas keliling, tapi dengan peralatan dan petugas lebih banyak," bebernya.

Selain itu pihaknya juga menyediakan beasiswa bagi putra daerah yang ingin menjalani pendidikan dokter. "Untuk Papua dan Papua Barat, masing-masing kita berikan 45 dan 25 dokter spesialis," kata Endang.

Sumber: http://id.news.yahoo.com/repu/20101001/tls-capaian-mdgs-9-provinsi-dinilai-rend-4d4f647.html

Perawat Indonesia jadi Rebutan di Luar Negeri


REPUBLIKA.CO.ID, YOGAYAKARTA – Kebutuhan tenaga perawat di luar negeri seperti Amerika, Kanada, Eropa, Korea, Jepang dan Timur Tengah makin meningkat. Diperkirakan, hingga 2020, negara-negara ini memerlukan 1 juta perawat dari negeri kita.


Hal itu dikemukakan Staf Pengajar Program Studi Ilmu Keperawatan (PSIK) Fakultas Kedokteran UGM, Elsi Dwi Hapsari, dalam Seminar Internasional Ilmu Keperawatan: ‘Indonesian Nurses to Study and work in 3 Countries: Preparation and Challenges’, di Gedung Ismangoen, Senin (4/10).

Dia memberi contoh saat ini Jepang membutuhkan lebih banyak perawat karena ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan perawat di dalam negerinya. Ada sekitar 1,3 juta perawat Indonesia yang bekerja di Jepang. Mereka terdiri dari 822 perawat, 46 ribu perawat komunitas, dan 27 ribu perawat bidan. Sementara jumlah total asisten perawat adalah 411 ribu otang.

Sementara itu pemerintah Indonesia telah mengirimkan 208 perawat pada tahun 2008, lalu 362 perawat pada tahun 2009, dan tahun 2010 mengirimkan sebanyak 149 perawat ke Jepang. ''Pada tahun 2010 ini Jepang masih membutuhkan 15.900 perawat,'' ungkap dia.

Meski tenaga perawat dari Indonesia semakin diminati namun masih terkendala lemahnya penguasaan bahasa asing, lingkungan kerja yang berbeda dan belum terpenuhinya standar kompetensi perawat kualifikasi internasional. Selain itu, dia menambahkan, perawat di Indonesia saat ini terkendala tidak bisa meningkatkan kompetensi ilmunya karena masih minimnya pendidikan master dan doktor di dalam negeri.

''Sampai sekarang jumlah program pendidikan master dan doktor di bidang keperawatan di Indonesia masih terbatas. Salah satu faktor masih sedikitnya jumlah dosen yang mempunyai tingkat pendidikan dan latar belakang pendidikan yang sesuai,''ungkapnya.

Hal senada juga disampaikan Rebbeca Matti dari USAID. Dia mengemukakan Amerika Serikat tengah membutuhkan tenaga perawat dari berbagai Negara yang memiliki kualifikasi internasional. ''Bekerja sebagai perawat di Amerika dibutuhkan secara internasional untuk beberapa alasan di antaranya: karena tingkat kemandirian yang tinggi dan penghargaan yang diberikan pada perawat serta gaji yang menggiurkan.''

Dia mengemukakan pendidikan sekolah perawat di Amerika bisa digunakan sebagai acuan untuk memperdalam pengetahuan tentang keperawatan pada tingkat level internasional. Apalagi, masuk ke Amerika sebagai pelajar dan mahasiswa lebih mudah mendapatkan akses ketimbang mencari kerja.

Sumber: http://id.news.yahoo.com/repu/20101005/tls-perawat-indonesia-jadi-rebutan-di-lu-4d4f647.html