Indonesia Sasaran Relokasi Industri China

VIVAnews - Pesatnya pertumbuhan ekonomi China merupakan peluang yang harus ditangkap pengusaha Indonesia. Banjirnya berbagai produk China di Indonesia harus dibarter dengan relokasi industri produk China.

Menurut Sekretaris Jenderal Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi), Mochamad Ridwan Mustofa, tingginya upah buruh dan harga tanah di China menjadi faktor yang mendorong relokasi industri China.

"Indonesia merupakan negara yang dapat menjadi prioritas relokasi industri dari China," kata Ridwan Mustofa di Jakarta.

Ridwan menjelaskan, China juga ingin mencari pabrik yang dekat dengan pasar. Dan Indonesia merupakan negara yang dinilai menjadi prioritas relokasi industri dari China itu.

Pertumbuhan ekonomi China yang sangat pesat bukan hanya harus dimanfaatkan Indonesia untuk menggandeng pengusaha Negeri Tirai Bambu untuk berinvestasi di Indonesia. Dengan melihat kondisi perekonomian Jepang dan Amerika yang sedang terganggu, maka China yang dianggap paling bisa diandalkan untuk berivestasi di Indonesia.

"Sebaiknya Indonesia menggandeng China untuk berinvestasi di high capital seperti infrastruktur dan manufaktur," kata Ridwan.

Berapa total investasi yang diharapkan dari China? Mengenai hal ini --dalam membangun infrastruktur-- Indonesia membutuhkan Rp500-1.000 triliun.

Dari kisaran investasi tersebut, China diharapkan dapat menyumbang 20 hingga 30 persen untuk pembangunan infrastruktur.

China merupakan negara dengan pertumbuhan ekonomi tercepat serta populasi terbesar di dunia. China mencetak rekor sebagai negara dengan cadangan devisa paling besar di dunia. Total cadangan devisa China sebesar US$2,65 triliun pada akhir September 2010.

Menurut People's Bank of China, kepemilikan mata uang asing naik US$194 miliar. Perdagangan China mencetak surplus dan aliran dana investasi juga menaikkan cadangan devisa sebesar 16,5 persen pada akhir September 2010. 



Sumber: http://bisnis.vivanews.com/news/read/211087-indonesia-harus-ambil-peluang-dari-cina