Peluang Relokasi dari Jepang Terbuka

JAKARTA– Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia menilai, ada peluang terjadinya relokasi industri Jepang ke Indoesia pascagempa dan tsunami yang melanda negeri tersebut. 
Indonesia termasuk salah satu negara yang potensial menjadi tujuan relokasi tersebut. Namun, untuk itu Indonesia harus mampu menarik minat para pengusaha Jepang. ”Kita harus tanggap terhadap kemungkinan itu dan berusaha meyakinkan mereka untuk mau merelokasi pabriknya ke sini,” ungkap Ketua Umum Kadin Suryo Bambang Sulisto di Jakarta kemarin.

Dia menegaskan, akan ada banyak dampak positif dari ralokasi pabrik-pabrik milik perusahaan besar dari Jepang ke Indonesia.Dipindahkannya pabrik-pabrik tersebut akan mendorong penciptaan lapanganpekerjaanyanglebihbanyak, memperkuat kinerja ekspor, dan memungkinkan terjadinya transfer teknologi dari industri Jepang yang lebih maju. Menurut Bambang, daerah dan wilayah-wilayah di Indonesia yang sangat luas bisa ditawarkan sebagai lokasi baru bagi pabrik-pabrik industri Jepang menggantikan yang sudah hancur akibat gempa dan tsunami beberapa waktu lalu. Dia menilai, jika terjadi relokasi, harus diarahkan agar pabrik-pabrik itu dibangun di wilayah timur Indonesia.

Terkait dengan itu,lanjut dia,wilayah timur Indonesia yang selama ini kurang diminati lantaran ketidaktersediaan infrastruktur yang memadai haru dibenahi. Bambang optimistis, keterbatasan ini tidak menutup peluang menarik investor asal Jepang untuk merelokasi industrinya ke Timur Indonesia. ”Kan sekarang ada konsep koridor ekonomi juga. Kita harus siapkan stimulus, insentif untuk di daerah timur,” ujarnya. Namun,Bambangmengakui, pembangunan infrastruktur pendukung memang tetap harus diperhatikan.Sebab,ketersediaan infrastruktur akan menjadi salah satu stimulus bagi para investor.Insentif lain yang bisa menarik minat pengusaha Jepang menurut dia adalah insentif fiskal dan moneter semisal keringanan pajak dan suku bunga.

Staf Khusus Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Bappenas Dedi Masykur Riyadi sepakat bahwa potensi pengusaha Jepang merelokasi pabriknya ke Indonesia terbuka lebar. Karena itu, tegas dia, harus ada kesiapan untuk menyambut peluang tersebut. ”Yang harus dipersiapkan kemudahan bagi mereka misalnya kemudahan untuk penambahan kapasitas.Saya kira tanpa keringanan fiskal pun, dengan kondisi ekonomi dan hubungan baik selama ini,bisa saja mereka masuk ke sini,” tuturnya. Kesiapan menurut dia sangat penting mengingat iklim kompetisi antarnegara-negara di kawasan Asia semakin tinggi dengan membaiknya kondisi perekonomian negara-negara ekonomi berkembang.

Dedi juga menilai wilayah yang berpotensi dikembangkan untuk relokasi industri dari Jepang adalah kawasan timur Indonesia, dengan konsep koridor ekonomi. ”Di wilayah timur bukannya tidak diminati, tapi belum siap karena infrastruktur.Sebenarnya potensinya besar, misalnya kalau mereka mau mengembangkan kakao, ke mana lagi kalau tidak ke wilayah timur,” katanya. Sebelumnya, Menteri Perindustrian MS Hidayat diketahui telah menawarkan kemungkinan relokasi tersebut.

”Saya mau menawarkan mereka untuk relokasi beberapa industri komponen (automotif) mereka dan industri yang sudah dilakukan di sini untuk dilakukan join local partner,” kata Hidayat beberapa waktu lalu. 

Sumber: http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/388920/