Karies Jangan Dianggap Remeh

Rata-rata karies, pembusukan atau perusakan pada gigi, dikenal juga dengan istilah Decay Missing Filling-Teeth/DMF-T, di Indonesia adalah antara 6,44 dan 7,8. Sedangkan indeks DMF-T yang telah ditetapkan oleh WHO hanya berhenti di angka 3.

Jika tidak ditangani, penyakit ini dapat menyebabkan nyeri, penanggalan gigi, infeksi, dan berbagai kasus berbahaya, termasuk kematian.

Kini karies gigi telah menjadi penyakit yang tersebar di seluruh dunia. Perhatian dan permasalahan mengenai karies akar telah meningkat pada dekade terakhir ini. Diperkirakan bahwa 90% anak-anak usia sekolah di seluruh dunia dan sebagian besar orang dewasa pernah menderita karies. Tingkat penderita tertinggi berada di Asia dan Amerika Latin. Peningkatan karies banyak dipengaruhi perubahan dari pola makan.

Di samping itu, kesadaran masyarakat untuk datang berobat ke fasilitas-fasilitas layanan kesehatan pun rendah. Menurut Liza Ramdhani Wiyonoputri, pakar dari Dentist Gallery, 87% masyarakat yang mengeluh sakit gigi tidak berobat sama sekali, atau sekitar 12 persen masyarakat yang mengeluh sakit gigi dan datang berobat sudah dalam keadaan terlambat.

Struktur gigi yang telah rusak tidak dapat sembuh sempurna, walaupun remineralisasi pada karies yang sangat kecil dapat timbul jika kebersihan dapat benar-benar dipertahankan.

Untuk kasus tertentu yang relatif masih kecil, karies dapat diobati dengan florida topikal untuk merangsang remineralisasi. Untuk lesi yang besar dapat diberikan perawatan khusus. Perawatan ini bertujuan untuk menjaga struktur lainnya dan mencegah perusakan lebih lanjut.

Ekstraksi atau pencabutan gigi juga menjadi pilihan perawatan karies, bila gigi tersebut telah hancur karena proses pelubangan. 

Sumber: http://nationalgeographic.co.id/lihat/berita/1138/karies-jangan-dianggap-remeh